Hukum

Suara Senja Pak Rektor

Prof. Sofian Effendi mantan Rektor UGM 2020-2027, menyampaikan sejumlah pandanganya terkait orisinilitas Ijazah S1 mantan Presiden RI ke-7 Joko Widodo.

Apa yang disampaikan oleh Prof. Sofian Effendi dihadapan pak Rismon dkk adalah sebuah berita besar yang selam ini ditutupi oleh oknum yang mengatasnamkan UGM.

Dalam wawancara dengan ahli digital forensik Rismon Sianipar, Prof Sofian Effendi mengatakan bahwa dia sudah mencari informasi dari teman temanya difakultas kehutanan, bahwa memang benar ada nama Joko Widodo yang pernah dicatat sebagai mahsiswa difakultas kehutanan UGM. Joko Widodo masuk pada tahun 1980. Pada tahun itu Joko Widodo masuk berbarengan dengan  yang kelak menjadi kerabatnya yang bernama Hari Mulyono, tapi antara Joko Widodo dan Hari Mulyono ada perbedaan mendasar, Hari Mulyono dikenal sebagai mahasiswa yang cerdas  dan aktif diberbagai organisasi. Dan secara akademik nilai Hari Mulyono juga sangat menjanjikan berbeda dengan Joko Widodo menurut Prof.Sofian Effendi.

Ada beberapa kejanggalan dimata Prof. Sofian Effendi terkait nilai, skripsi dan ijazah Joko Widodo, menurut Prof. Sofian, nilai Joko Widodo jauh dibawah standar UGM, lalu skripsinya juga tidak ada tanda tangan, selain itu kalau nilainya saja tidak memenuhi standar maka tidak mungkin bisa kuliah S1 lalu membuat skripis, setelah ditanyaka ke kampus mengapa skripsinya tidak ada tanda tangan dan juga tidak ada tanggalnya?, ternyata skripsinya itu tidak pernah diuji alias tidak ada, kalau dianggap tidak ada atau tidak diuji maka dipastikan Joko Widodo bukan lulusan S1 dari UGM.

Dari pernyataan mantan rRektor UGM Prof.Sofian Effendi ini sudah bisa diambil kesimpulan kalau benar bahwa Ijazah S1 Joko Widodo adalah palsu alias produk dari Pramuka.

Namun apa bila pihak Joko widodo masih keukeh mengatakan ijazahnya asli maka langkah hukum menjadi satu satunya jalan untuk menunjukan keasliannya agar clear secara hukum, dan semua pihak harus menerima apapun keputusan pengadilan kelak bila memang sampai ke meja pengadilan.

Semoga menjadi pelajaran buat kita semua.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *