Semua Pasca adalah pembelajaran….

copas poto dari fb istimewa
Unjuk aspirasa yang dilakukan masyarakat beberapa waktu yang lalu menjadi tanda dari sebuah gerakan ketidak puasan Rakyat pada Pemerintah dan juga Anggota Legisltaif. Ekonomi yang melemah, harga bahan pokok yang mulai meningkat terutama beras, kelangkaan gas melon diawal pemerintahan Prabowoo karena tidak cakapnya Mentri dalam merubah aturan distribusi gas melon. antrian yang mengular, jatuh pingsan bahkan ada wanaita lanjut usia yang meninggal karena kelelahan antri untuk mendapatkan gas 3 kg adalah bentuk ketidak siapan pembantu Presiden dalam menerapkan sistem baru.
Dan puncaknya adalah saat pasca pidato kenegaraan tahunan prabowo di hari kemerdekan yg ke 80 tahun, setelah pidato diputarkan musik lalu di barengi dengan goyang dan tertawa para anggoa legislatif, kemudian dinaikannya berbagai macam tunjangan utk anggota dewan menambah perih hati masyarakat, kenapa harus menaikan disaat perekonomian sedang susah dan berat, kenapa mengutamaka para pejabat diatas pendertitaan rakyat, kenapa para wakil mentri hampir semua mendapat jatah komisaris di berbagai BUMN?..
Apakah rasa Empati sudah hilang dan sudah tidak ada lagi dihati para pejabat Yudikatif maupun legislatif? kemudian ada Wamen Noel yang ternyata terjerat Tangkap Tangan KPK dengan barang bukti belasan sepeda motor mewah ditambah beberapa unit mobil mewah, sangat miris.
Sudah seharusnya Pemerintah menunda semua yang membuat masyarakat terluka, benahi terlebih dahulu tata kelola ekonomi yang bersinggungan langsung dengan masyrakat kecil, bukankah para pejabat baik legislatif mau yudikatif sudah ditanggung oleh negara?, bukankah mereka juga berangkat dari ekonomi yang sebagaian besar sudah mapan secara ekonomi, terlihat dari keberhasilan mereka memperoleh kursi Legislatif, karena untuk mendapatkan kursi legislatif di zaman pemilu “brutal” seperti ini mengharuskan setiap Caleg bermodal besar dan berkoneksi kuat dengan penyelenggara.
bila itu sudah nampak seharusnya pemerintah mengutamakan kepentingan masyrakat yang saat ini kesulitan, UMKM dan sektor usaha saat ini hampir disegala lini mulai tiarap, bahkan beberapa pabrik harus mengurangi karyawan.
Penjarahan yang terjadi dirumah anggota Legislatif menggambarkan betapa rakyat sudah muak dengan kelakuan para “korban” penjarahan, meskipun penjarahan adalah perbutatan yang tidak bisa dibenarkan dipandang dari sudut manapun, tapi kejadian itu menunjukan bahwa masyarakat saat ini sangat gampang diprovokasi karena ulah oknum anggota Dewan yang memang tidak ada rasa empati atas kondisi masyarakat saat ini.
Mobil yang terbakar, motor yang hilang, alat rumah tangga yang diseret dan dijarah, barang barang mewah yang hilang itu adalah bagian dampak dari rasa empati yang terkubur, sudah saatnya pemerintah baik melalui Mendagri untuk menegur keras kepada Aparatur Sipil Negara agar tidak lagi menghamburkan anggran utk study banding atau perjalanan keluar negri yang tidak ada manfaatnya utk masyarakat, sudah bukan zaman lagi para ASN pamer kemewahan di sosial media disaat masyarakat kesulitan untuk membeli beras. Anggota Dewan yang terpilih dengan mengemis suara rakyat dengan janji untuk memperjuangkan aspirasi rakyat agar tidak diberikan tunjangan berlebihan dan perjalanan dinas atau studi banding keluar negri yang hanya menghabiskan anggaran Negara.
Prihatinlah terhadap kondisi Masyarakat agar tercapai Indonesia Emas yang saat ini hanya sebatas impian yang masih jauh dari harapan.
Jayalah Indonesia
Jangan menangis Ibu Pertiwi.
