ASA HILANG MIMPI yang TERBUANG 2
Siang itu seperti biasanya Amin pergi mengaji dirumah gurunya yang tak jauh dari rumahnya, Sudah menjadi adat masyarakat dikampungnya setiap anak yang sudah mulai bersekolah disekolah umum pagi hari maka siang atau sorenya mengaji.
Ditengah hingar bingar suara lantunan ayat-ayat suci yang dikumandangkan para santri yang sedang mangaji sebagian anak mulai bermain dengan kebandelan anak kecil, satu sama lain saling menggangu teman-temannya. Amin dan salah seorang temannya keluar dari tempat mengaji dan bermain diluar rumah sang guru sampai menjelang sore hingga saat waktunya pemerikasaan ketika hendak pulang, mereka berdua belum juga pulang. tiba-tiba muncul salah seorang teman meraka memanggil kalau mereka berdua dipanggil guru mengaji, dengan perasaan berdebar-debar mereka menuju tempat mengaji “dari mana saja kalian berdua! ” bentak sang guru, dengan bibir bergetar serempak mereka berdua menjawab ..”dari main layangan datuk”,…. pasang tangan kalian berdua!… tiba-tiba secepat kilat datuk guru mengaji memukulkan sebilah rotan yang biasa dipakai untuk mejadi alat mengajar mengaji, jangan diulangi lagi kesalahan ini! kalau diulangi akan Datuk tambah hukumannya…!, “Iya Datuk jawab mereka”.
Indah sekali pemandangan sawah disaat padi mulai menguning yang terhampar begitu luas, dikejauhan tampak sekawanan burung kecil menari-nari sambil mematuk bongkah-bongkah padi dihamparan sawah yang begitu luas, segerombolan kerbau dan kambing berjalan beriringan dipamatang sawah di iringi gembala dengan topi anyaman bambu yang mulai berlubang dikiri dan kanannya, anak-anak kecil saling berkejaran memainkan benang laying-layang yang terbang dihembus angin persawahan yang terkadang lembut terkadang kencang.
Diseberang sawah mengalir sungai cukup deras dan terdapat lubuk yang cukup dalam tempat anak-anak mandi dan bermain berlama-lama di sungai, hingga tak jarang sampai memerahkan mata meraka, dilubuk itulah Amin dan teman-temannya menghabiskan waktu bermain, mengisi waktu setelah pulang sekolah dan mengaji, hingga hampir setiap anak dikampung itu bisa berenang, alam begitu indah dan murah hati dengan menganugrahkan keindahan yang sulit untuk dilukiskan oleh seniman yang ahli sekalipun, hamparan pohon karet nampak tersusun rapih peniggalan pejajah belanda bisa dilihat dari celah lubuk, menambah keindahan alam, anugrah dari Allah sang pencipta alam nan indah, air lubuk yang begitu jernih dengan beberapa dahan dari pohon kelapa yang menjuntai ke air, dan gemericik air menambah keindahan sehingga anak-anak selalu berlama-lama bila mandi dan bermain di air.
Pampangan adalah desa yang dikelilingi oleh hamparan sawah yang luas dan dibelah oleh aliran sungai way lima yang jernih, dengan anugrah tanah yang subur dan air yang begitu melimpah menjadikan hasil pertanian menjadi sangat dominant yang dihasilkan oleh masyarakat, selain padi, biji kopi juga banyak dihasilkan, karena warga pampangan adalah selain petani sawah, meraka juga handal dalam bertani kopi yang pada umumya tanah mereka tersebar dipegunungan, itulah karunia Allah swt yang diberikan kepada makhluknya namun banyak dari umat manusia yang tidak mensyukuri apa yang telah dilimpahkan Alllah SWT.
Bersambung …..
