Soto Ayam Pinggir Rel Kereta.
Siang itu seperti biasa saya makan soto lamongan disebrang Rel Kereta Manggarai, pesananpun sudah dihapal oleh ibu penjual yang sudah saya kenal karena memang sering makan disitu sambil menikmati suara KRL yang lalu lalang, terkadang Kereta Bandara juga lewat memutus obrolan santai dengan seorang teman.
Menu soto Lamongan yg khas dengan koyanya menjadi pesanan “abadi” saya, menurut lidah saya yang non Jawi, soto Si Ibu sangat pas dan ngangenin he he he
Sambil menunggu pesanan terhidang terkadang saya memakan gorengan tempe atau tahu isinya yang sedikit jumbo untuk ukuran gorengan pada umumnya.
Kuah soto yang bercampur nasi terasa begitu nikmat dikala lapar mendera, tak jarang berkeringat, sambil menatap rel kereta yang sejak zaman Kolonial sudah terpasang, tak jauh ada Museum Pahlawan Revolusi kediaman Jendral Anumerta Ahmad Yani.
Diantara elitnya Perumahan Menteng masih terselip ditrotoar gerobak soto lamongan yang banyak disinggahi oleh Karyawan dan Pegawai kementrian Hak Azazi Manusai – HAM, krn memang berdekatan dengan kantor kementrian HAM kantornya Pace Natalius Pigai, Pace Mentri yang khas dengan kepala plontos dan terkadang mengeluarkan komentar nyeleneh tapi unik.
Tak terasa menu soto lamongan yang saya santap habis tak bersisa, selain karena ,memang lapar tapi juga memang nikmat menurut lidah saya yang non Jawi.
Saat saya akan membayar apa yang sudah saya makan bersama rekan saya, tiba tiba si Ibu nyeletup…”orang pada puasa yo Mas?…”lo kenapa Bu? …Tanya saya, kok sekarang pembeli mulai berkurang biasanya jam 14- siang gini sudah sisa sedikit, tapi ini kok baru berkurang seper emaptnya….”
Stlh selesai transaksi saya berjalan pulang sambil bergumam, mungkin ekonomi lagi sulit atau banyak yang membawa makan siang dari rumah?.
Apa yang dirasakan pedagang kecil seperti ibu penjual soto itu mungkin bagian dari sekian banyak yang dialami oleh pedagang lain baik itu makanan atau barang lainnya.
Semoga Pak Presiden bisa membangkitakn perekonomian terkhusus UMKM dan menengah.
